cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
JURNAL STANDARDISASI
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 14, No 1 (2012): Vol. 14(1) 2012" : 8 Documents clear
INOVASI TEKNOLOGI PASCA PANEN DAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU MENDUKUNG STANDARDISASI DAN KEAMANAN SUSU SEGAR DI INDONESIA bakar, Abu
JURNAL STANDARDISASI Vol 14, No 1 (2012): Vol. 14(1) 2012
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tiga pilar sistem pengawasan bahan pangan yang menjadi prioritas utama yaitu: (1) Produsen, sistempengawasan yang dilakukan oleh internal produsen pangan dengan berpegang pada metode penanganan danproduksi yang baik atau good handling practices (GHP) dan good manufacturing practices (GMP) agar setiappenyimpangan dari standar mutu dapat segera diketahui;.(2) Pemerintah, bertanggung jawab terhadappengaturan, pembinaan, regulasi, standar mutu pangan, evaluasi produk sebelum diedarkan, pengawasan,pengambilan sampel untuk uji laboratorium, penetapan bahan-bahan yang dilarang digunakan pada prosesproduksi pangan; (3) Konsumen, masyarakat memiliki kesempatan untuk berperan seluas-luasnya dalammewujudkan perlindungan bagi orang perseorangan yang mengkonsumsi pangan. Khusus standar mutu sususegar, tujuan peningkatan mutu susu adalah mempertahankan kesegaran dan keutuhan, serta mengurangikerusakan susu melalui perlakuan dan teknologi yang bertitik tolak pada penyebab kerusakan. Sebagian besarsusu segar dihasilkan dari peternakan sapi perah rakyat dengan kepemilikan beberapa ekor, dengan modalrendah mengakibatkan kandang, peralatan pemerahan, kualitas SDM, ketersediaan air sangat terbatasmengakibatkan rendahnya mutu susu yang dihasilkan, terutama TPC tinggi sehingga test alkohol positif. Hal iniyang memicu harga susu rendah bahkan dibuang karena penolakan susu oleh Industri Pengolahan Susu (IPS).Sampai saat ini produksi susu segar dirasakan pemanfaatannya belum optimal oleh karena sifatnya mudahrusak, sehingga masih terdapat susu segar yang dibuang, beragamnya mutu produk, keamanannya belumterjamin (TPC masih tinggi), belum diterapkannya manajemen mutu secara benar, kurang berdaya gunanya caracarapenanganan dan pengolahan, serta lemahnya sistem pemasaran, sehingga belum sesuai dengan SNI 01-3141-1998 dan SNI 01-6366-2000. Untuk itu diperlukan strategi, kebijakan dan program teknologi pascapanendan penerapan manajemen mutu secara konsisten dalam peningkatan mutu dan keamanan pangan susu segarsejak ditingkat produsen, perantara/pengumpul, koperasi, IPS selanjutnya sampai konsumen secara terarah danberkesinambungan sehingga susu segar memenuhi standar SNI
KAJIAN MUTU DAN KARAKTERISTIK MINYAK SAWIT INDONESIA SERTA PRODUK FRAKSINASINYA Hasibuan, Hasrul Abdi
JURNAL STANDARDISASI Vol 14, No 1 (2012): Vol. 14(1) 2012
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan kajian mutu dan karakteristik fisiko kimia minyak sawit Indonesia dan produk fraksinasinya.Penentuan mutu dan karakteristik sangat perlu dilakukan untuk menentukan kualitas, keotentikan dan karakterdari masing-masing fraksi. Hasil uji mutu pada sebagian CPO Indonesia memiliki kadar asam lemak bebas,karoten dan deterioration of bleachability index (DOBI) masing-masing belum memenuhi standar SNI 01-2901-2006, Codex dan PORAM. Sedangkan mutu RBDPOlein telah memenuhi SNI 01-0018-2006. Berdasarkankomposisi asam lemak, olein super mengandung asam oleat tinggi (42,61-46,03%) sedangkan RBDPStearinmemiliki asam palmitat tinggi (57,30-66,07%). Bilangan iod olein super merupakan yang tertinggi karenamengandung asam lemak tidak jenuh tinggi dan menyebabkan titik kabut rendah (4,0-7,0oC). Titik lelehRBDPStearin merupakan yang tertinggi (48,8-57,6oC) dan olein super yang terendah (9,4-16,6oC). Bilanganpenyabunan dan kandungan lemak padat pada RBDPStearin juga merupakan yang tertinggi dibandingkan fraksilain. Dari sifat fisiko kimia tersebut menunjukkan bahwa minyak yang mengandung asam lemak tidak jenuh tinggimemiliki titik leleh, bilangan penyabunan, densitas, viskositas dan kandungan lemak padat yang rendah sertabilangan iod tinggi dan sebaliknya. Data karakteristik produk turunan minyak sawit tersebut dapat dijadikan acuandalam pengembangan standar nasional maupun internasional.
VERIFIKASI SISTEM PENGUKURAN TEGANGAN STANDAR AC BERBASIS METCAL 7,20 BERKETELITIAN MENCAPAI 2 PPM Syahadi, Mohamad; Sardjono, Hadi; Khairiyati, Lukluk
JURNAL STANDARDISASI Vol 14, No 1 (2012): Vol. 14(1) 2012
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selama ini, pelaksanaan pengukuran tegangan standar AC di sub-divisi Metrologi Kelistrikan, Puslit KIM –LIPIdilakukan dengan menggunakan sebuah instrument sumber standar Multiproduct Calibrator berdasarkan sebuahproses pengukuran manual. Proses pengukuran manual ini membutuhkan waktu cukup lama karena rentangukurnya memiliki dua variabel fungsi yaitu fungsi amplitudo dan frekuensi. Menurut standar analisa ketelitiansistem pengukuran Tipe A, keterlibatan manusia didalam proses pengukuran menentukan optimasi hasil ketelitianpengukuran. Telah dilakukan penelitian terhadap dua proses pengukuran yaitu Manual dan Otomatis berbasisMETCAL sehingga dapat disimpulkan bahwa proses pengukuran Otomatis berbasis METCAL telah dapatmeningkatkan ketelitian pengukuran sampai dengan 68 % pada frekuensi 50 Hz dan 77 % pada frekuensi 1000Hz.
TINJAUAN MENGENAI PENERAPAN SNI 03–2453–2002 MENUJU ZERO RUN– OFF DI PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN Siahaan, Rahim
JURNAL STANDARDISASI Vol 14, No 1 (2012): Vol. 14(1) 2012
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan perumahan dan kawasan permukiman yang sangat pesat mempunyai pengaruh besar terhadapterciptanya genangan air atau banjir (SEHMI, 1989). Penambahan pengubahan kawasan permukiman kira-kiradari 33% menjadi 52% telah mampu mengubah besaran debit puncak menjadi tiga kali lebih besar. Atau dengankata lain bahwa meningkatnya Koefisien- Run-Off (aliran air permukaan) akibat dari perubahan fungsi lahan.Teknologi dasar untuk menanggulanginya masalah ini antara lain melalui penerapan SNI 03-2453-2002 (TataCara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan). Prinsip dasar penerapan SNI 03-2453-2002 adalah mencegah atau meminimalkan air yang hilang sebagai aliran air permukaan (Koefisien Run-Off),menyerapkannya semaksimal mungkin menuju Zero Run-Off (aliran air permukaan semuanya meresap) kedalam lahan perumahan dan kawasan permukiman. Atas dasar prinsip ini maka curah hujan yang berlebihanpada musim hujan tidak menyebabkan genangan air atau banjir, tetapi ditampung dalam sumur resapan dimanaair langsung meresap ke dalam tanah (ground water recharge).
KAJIAN INTEGRASI STANDAR SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 DAN PEDOMAN KNAPPP 02 BAGI INSTITUSI RISET DI INDONESIA Bakti, I Gede Mahatma Yudha; Sumaedi, Sik
JURNAL STANDARDISASI Vol 14, No 1 (2012): Vol. 14(1) 2012
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persoalan mutu merupakan isu kritis bagi institusi riset milik pemerintah di Indonesia mengingat makin tingginyatuntutan publik atas kinerja institusi yang tidak diimbangi dengan dukungan insentif anggaran negara yang cukupmemadai. Dalam konteks itu, keberadaan sistem manajemen mutu bagi institusi riset yang memenuhi tuntutanpublik atas kinerja institusi menjadi diperlukan. Dua standar sistem manajemen mutu yang popular diadopsi olehinstitusi riset di Indonesia adalah ISO 9001 dan Pedoman KNAPPP 02 yang diterbitkan oleh Kementerian Risetdan Teknologi Republik Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengintegrasikan kedua standar sistem manajemenmutu tersebut. Kedua Standar ini saling melengkapi satu dengan yang lainnya sehingga integrasi keduanya akanmemungkinkan institusi riset memiliki performa yang lebih baik. Penelitian ini menggunakan metode penelitiandesk research. Metode penelitian ini terdiri atas tiga tahapan utama yaitu tahap interpretasi standar, tahapanalisis dan tahap integrasi standar. Hasil penelitian ini menunjukkan integrasi ISO 9001:2008 dan PedomanKNAPPP 02:2007 dalam konteks struktur proses, dokumen, maupun struktur organisasi. Dalam konteks strukturproses, integrasi ISO 9001 dan Pedoman KNAPPP 02:2007 akan menghasilkan empat kelompok proses utamayaitu proses manajemen, proses penelitian, proses pendukung, dan proses peningkatan. Dari sisi dokumentasi,terdapat tiga level dokumen yaitu (1) dokumen kebijakan strategis, (2) dokumen panduan mutu, dan (3) dokumenprosedur. Sementara dari aspek struktur organisasi, integrasi kedua standar menuntut institusi riset dapatmembentuk suatu struktur organisasi yang sekurang-kurangnya meliputi: Manajemen Puncak, Manajer Teknis,Manajer Mutu/Wakil Manajemen, Peneliti, dan Staf Administrasi.
PENGUKURAN 1 KG STAINLESS STEEL STANDAR MASSA DI PUSLIT KIM LIPI DAN EVALUASI KETIDAKPASTIANNYA Hayu, Renanta
JURNAL STANDARDISASI Vol 14, No 1 (2012): Vol. 14(1) 2012
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diseminasi nilai standar massa tertinggi yang dimiliki Puslit KIM LIPI yaitu 1 kg stainless steel nomor 112492terhadap standar massa di bawahnya yaitu 1 kg stainless steel nomor 74 menjadi hal yang sangat pentingdikarenakan nilainya digunakan sebagai acuan untuk mengalibrasi standar massa untuk kelas di bawahnya. Hasilpengukuran menunjukkan bahwa variasi yang diperoleh lebih kecil dari perbedaan maksimumnya. Kebenaranhasil pengukuran divalidasi dengan membandingkan hasil pengukuran yang diperoleh terhadap nilai historikalsebelumnya dengan mempertimbangkan faktor ketidakstabilan standar massa nomor seri 74.
ANALISIS LANJUTAN TERHADAP ISO 1101 PADA BAGIAN KERATAAN PERMUKAAN Pusaka, Jimmy
JURNAL STANDARDISASI Vol 14, No 1 (2012): Vol. 14(1) 2012
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di satu sisi sejumlah standar yang beredar bagi suatu perangkat kerja metrologi, termasuk untuk meja rata,membahas secara terperinci tentang toleransi bagi perangkat kerja tersebut, tetapi metode analisis tentangpenyimpangannya amat minim. Di sisi lain, terdapat beberapa analisis penyimpangan dari kondisi ideal yangcukup mendalam, seperti untuk toleransi kelurusan. Untuk mendalami metode analisis penyimpangan kerataanbagi meja rata, dalam makalah ini dibahas adopsi metode analisis penyimpangan kelurusan untuk diterapkanpada pengukuran kerataan meja rata. Diperoleh jawaban bahwa metode-metode analisis tersebut memberi hasilyang berbeda satu sama lain. Dengan menggunakan metode distorsi sederhana yang kemudian diverifikasidengan menggunakan data tipikal, diperoleh metode analisis penyimpangan kerataan permukaan yang baik.
KAJIAN KESIAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA DALAM MENDUKUNG MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) DI SEKTOR PETERNAKAN Susanto, Danar Agus
JURNAL STANDARDISASI Vol 14, No 1 (2012): Vol. 14(1) 2012
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan program jangkapanjang pemerintah dalam upaya mengembangkan pemerataan pembangunan di seluruh daerah. MP3EIdisusun berdasarkan optimisme pemerintah dalam melihat posisi Indonesia di mata internasional. Diharapkankeberadaan masterplan ini mendorong visi Indonesia menjadi 10 negara terbesar dunia di tahun 2025. Salah satukoridor yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi adalah koridor Bali-Nusa Tenggara dan peternakan masukdalam program atau kegiatan MP3EI koridor ini. Kegiatan ekonomi utama peternakan berkontribusi terhadapPDRB sekitar 16 persen dari sektor agrikultur pangan untuk Koridor Ekonomi Bali - Nusa Tenggara. Jenispopulasi ternak yang paling potensial dikembangkan di koridor ini adalah Sapi Bali yang sudah dikenal luassebagai sapi potong asli Indonesia. Peternakan sapi di Indonesia merupakan salah satu sektor industri yangpotensial karena memiliki pasar yang terus tumbuh karena kebutuhan akan daging sapi di Indonesia.Perkembangan industri ini perlu didukung agar Indonesia mampu bersaing dengan industri sejenis dari luarnegeri. Standar Nasional Indonesia (SNI) merupakan salah satu faktor yang dapat dipergunakan sebagai acuandalam mutu produk dan untuk memperlancar perdagangan. Untuk itu, ketersediaan standar nasional menjadipenting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perkembangan peternakan sapi di Indonesia sertaketersediaan SNI dalam rangka memantapkan ketersediaan standar pada peternakan sapi. Hasil kajianmenunjukkan adanya kesenjangan ketersediaan Standar Nasional Indonesia, dimana ketersediaan standar padabibit sapi sudah cukup lengkap dan up to date, sedangkan pada sapi hidup hanya ada satu standar dan sudahtidak up to date sehingga diperlukan adanya pengkajian ulang, revisi atau amandemen untuk meningkatkankualitas standar tersebut.

Page 1 of 1 | Total Record : 8